Cinta Dalam Diam: Diam Diam Saling Mendoakan

Cinta Dalam Diam yang selanjutnya adalah Diam Diam Saling Mendoakan atau dalam bahasa kerennya disebut juga dengan secret admirer. Intinya tentang seseorang yang menyimpan kekaguman pada satu sosok. Namun, si obyek kekaguman ini tidak mengetahuinya. Lantas bagaimana hukumnya? Apakah ini diperbolehkan?


Nah, ada pernyataan menarik datang dari seorang sahabat. Bukankah dulu Fatimah Radhiyallahu anha dan Ali Radhiyallahu anhu saling mencintai dalam diam?

Pertama, sejauh ini saya belum mendapatkan sumber shahih dari kisah tersebut. Kisah itu pertama saya tahu muncul di media dan menjadi viral dimana mana. Bahkan, sebagian penulis ikutan menuliskan kisah tersebut di buku mereka. Begini cuplikan kisahnya :

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari setelah dia menikah, Fatimah pernah berkata pada suami tercintanya. “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”, Ali pun bertanya pada istri tercintanya, “siapakah pemuda yang kau maksud itu wahai istriku?“, Fatimah pun menjawab dengan senyum merona pada wajah cantiknya itu, “pemuda itu adalah dirimu wahai suamiku“.

Sayangnya, di kebanyakan tulisan yang beredar, saya belum menemukan dasar kitab yang menulis kisah itu beserta periwayatnya. Mungkin itu karena kebodohan saya sendiri yang lalai dan miskin ilmu. Jadi tolong kalau ada sahabat yang mengetahui sumber shahih kisah tersebut, kasih tau admin ya?

Ada yang bilang kisah itu muncul di sirah nabawi. Tapi dia tidak bilang di sirah karya siapa dan bagian mana munculnya. Jadi admin pun masih bingung.

Jangan sampai, kita membawakan riwayat yang kita tidak tahu kebenarannya. Bukankah kita dilarang menyebarkan sebuah berita yang kita sendiri tidak tahu benar tidaknya?

Kedua, kalaupun memang kisah tersebut benar, maka tolong kita sama sama bermuhasabah. Saat itu Ali dan Fatimah memang sudah siap menikah, dan dinikahkan dalam umur yang masih muda.

Sedangkan sebagian sahabat yang curhat pada kami, mereka ini belum siap menikah sama sekali. Ada yang belum direstui ortu, ada yang masih kuliah, dan bahkan ada yang masih sekolah.

Kan agak miris juga ketika diri sendiri belum ada persiapan menikah sama sekali, namun berani menanggung cinta dalam diam dengan dalih kisah sayyidina Ali.

Kemudian ada lagi satu pertanyaan yang cukup sering terlontar juga : “emang mendoakan agar si dia menjadi jodoh kita itu dilarang min? bukankah kita boleh berdoa meminta apapun sama Allah Taala dan Dia Maha Pemurah?”

Iya, boleh kok berdoa apapun. Bahkan ustad Ammi Nur Baits pernah mengatakan bahwa mendoakan seseorang menjadi jodoh kita itu boleh saja. Namun beliau menegaskan bahwa ada sebagian ulama yang menyarankan agar kita sebaiknya berdoa yang umum saja. Meminta siapapun jodoh terbaik untuk kita dari Allah Taala.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216)

Dan jangan lupa untuk shalat istikharah. Memohon pilihan kepada Allah.

Lebih jauh lagi, ustad Satria Hadi Lubis menyarankan hal yang sama, jangan sampai dalam doa kita seolah memaksa Allah Taala. Seolah kita lebih tahu dariNya, bahwa jodoh terbaik kita adalah si A. Alangkah baiknya bila kita berdoa secara umum

“Ya Allah, pemilik cinta sesungguhnya. Berikanlah aku jodoh yang baik, yang menyelamatkan aku dan agamaku. Dan janganlah engkau memberikanku jodoh yang buruk, yang menghancurkan aku dan agamaku. Jika si fulanah (sebutkan nama wanita yang Anda cintai) baik untukku, jodohkanlah kau dengannya. Akan tetapi jika ia buruk bagiku, jauhkan ia dan bersihkan hatiku darinya”

Jangan sampai kita kehilangan adab berdoa, adab memohon, kepada Allah Taala. Hanya karena hawa nafsu kita terhadap salah satu makhlukNya.

Jadi, jangan sampai terjebak cinta dalam diam. Padahal yang muncul di hati adalah nafsu dalam diam.

Tetap berhati hati menjaga hati ya, sahabat.

Related Posts: