Nikah Muda dan Jodoh Tak Terduga

Nikah muda ~ ​Dulu, saat masih sekolah di SMK, aku pernah pacaran dengan seorang lelaki. Kami pacaran sekitar 3 tahun.


Saat pacaran dengan dia (aku baru menyadarinya sekarang) aku selalu mengabaikan keluarga ku terutama ibuku. Saat itu, aku jadi jarang di rumah. Aku lebih memilih keluar bersama pacarku. Karena aku merasa bahagia saat bersama dia (meski ternyata semua itu hanya kebahagiaan semu).

Mungkin karena hal itu, orang tua dan kakak-kakakku hampir semuanya tidak setuju aku pacaran sama dia. Sampai pada akhirnya, setelah kita lulus SMK, kita mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Mulai terpisahkan oleh keadaan. Sehingga kita jarang ketemu dan dari situlah mulai timbul pertengkaran diantara kita.

Aku merasa semua terjadi karena perubahan sikap dia.

Pada suatu waktu, ada seorang lelaki yang mencoba mendekatiku. Lelaki ini mempunyai niat serius utk langsung mengajakku nikah muda. Melihat keseriusannya, aku pun menyuruh lelaki itu datang ke rumah. Aku menantang, apakah dia berani langsung menemui orangtua ku, bila memang serius.

Ternyata, tanpa basa basi dia menyanggupi. Hanya selang beberapa hari lelaki itu datang ke rumah untuk menemui orangtuaku. Dia serius mengajak nikah muda!

Akan tetapi saat itu, orangtuaku masih belum memberi jawaban pasti. Apakah mereka merestui niat lelaki itu atau tidak. Disamping mereka juga harus menanyakan apa pendapatku. Ada satu hal menarik.

Ketika lelaki itu datang ke rumah, ternyata lelaki itu adalah teman kakakku! Dan ternyata orangtua ku sudah kenal dengannya.

Dan dari isyarat yang aku tangkap, sepertinya secara tak langsung keluargaku seperti menunjukkan bahwa mereka setuju jika aku menikah dengan dia.

Melihat semua gelagat itu, akhirnya aku mencoba untuk memutuskan hubunganku dengan pacarku.
Tak lama setelah kedatangannya yang pertama, lelaki itu datang lagi untuk menagih jawaban dariku dan keluargaku.

Karena keluargaku sangat mendukung, maka aku mencoba menerimanya meski aku tidak cinta dengannya. Sampai akhirnya, dia sekeluarga datang untuk mengkhitbah dan kedua keluarga sudah menentukan tanggal pernikahan kami .

Aku sempat mengalami pre marital syndrome karena rencana nikah muda ini, entah kenapa saat proses pernikahan itu hampir matang, tiba-tiba aku terfikir utk mencoba kembali ke pacarku dulu. Aku merasa aku melakukan kesalahan!

Entah ini pengaruh setan atau apa, mendadak aku berubah haluan. Dengan semua kejadian ini, akhirnya batallah rencana pernikahanku dengan lelaki itu. Semua yang sudah direncanakan berantakan.

Nah, tentunya aku dimarahi habis habisan oleh orangtuaku. Aku telah bikin malu keluarga. Namun aku tetap bergeming. Aku tetap memilih pacarku yang dulu.

Setelah aku balikan dengan pacarku dulu, aku merasa hubungan kita kali ini berbeda. Entah kenapa, dia jadi lebih egois, lebih kasar dan seringkali mau menangnya sndri. Aku merasa dia menjadi jahat kepadaku.

Sampai akhirnya, aku menyesal telah memutuskan untuk balikan sama dia. Aku menyesal karena aku memperjuangkan dia yang seperti itu dan mengabaikan lelaki yang sudah serius kepadaku.

Sedih sekali rasanya, akhirnya hubungan kita putus lagi. Kali ini putus permanen. Aku kapok dan aku memutuskan untuk tidak menjalin hubungan pacaran dengan siapa pun.

Saat itu kesibukanku adalah menjadi seorang guru TK.

Pada suatu hari, di sebuah kamis dalam selang Oktober. Ada seorang ibu, wali murid di TK tempatku mengajar, yang mengirim sms padaku. Menyampaikan bahwa beliau ingin silaturahmi ke rumah. Aku mempersilahkan dan menyambutnya dengan senang hati.

Beliau datang bersama putrinya, kakak laki-lakinya (paman dari muridku), dan ibunya (nenek dari muridku). Mereka bertamu sekedarnya saja.

Setelah mereka pulang, malam harinya ibu dari muridku itu mengirim sms lagi. Kali ini beliau mengundangku ke rumah beliau, karena ibunya ingin brtemu aku sekali lagi. Keesokan harinya (jumat) aku dijemput wali muridku untuk ke rmh ibunya. Dan disitu pun kita hanya ngobrol-ngobrol biasa. Aku mampir ke rumah beliau tidak terlalu lama, setelah itu aku pulang diantar oleh wali muridku dan paman dari muridku yang mengemudikan mobilnya.

Situasi jadi agak mencurigakan ya.

Ternyata, esok harinya pada hari sabtu, aku di sms lagi oleh ibu dari muridku itu. Mereka berniat menjodohkan aku dengan sang paman dari muridku. Beliau adalah seorang duda berusia 37 thn, sedangkan aku baru 21 thn. Sontak aku kaget bukan kepalang.

Paman muridku itu ternyata adalah kakak dari ustadz yang mengajariku mengaji waktu aku kecil dulu. Dan uniknya, saat aku menunjukkan sms itu ke ibuku, menurut ibuku beliau adalah orang yang sudah dewasa. Dan ibuku mengatakan, insya Allah beliau bisa membimbingku ke jalan Allah.

Ibuku berkata “ibu setuju jika kamu menerima beliau, nanti kalau ibu sudah meninggal, ibu sudah tenang disana, karena putri ibu sudah jatuh ke laki-laki yang baik dan sholeh”

Tiba-tiba saja hatiku seperti menangis mendengar kata-kata ibuku tersebut. Aku seolah mengingat bagaimana dulu aku sempat mengecewakan beliau dengan gagalnya rencana nikah muda. Dan dari hati yang paling dalam aku berkata “bismillah, aku mau menerima pinangan beliau asal ibu bahagia”.

Hari senin keluarga beliau datang ke rumah untuk mengkhitbahku, dan langsung diterima oleh orangtuaku.

Kami tidak saling kenal, bertemu hanya 2x itupun aku malu tak berani melihat wajah nya.
Ketemu 2 hari di bulan oktober dan langsung dikhitbah, bulan november desember taaruf + persiapan pernikahan. Januari kami nikah muda.

Kami menikah tanpa rasa cinta, hanya karena demi kepatuhan kepada kedua orang tua. Disitulah kami merasakan pacaran setelah nikah muda. Aku merasa baru mengenal sosoknya, kebaikan dan kekurangannya, setelah menikah. Namun itu semua tak jadi masalah. Karena aku sadar, semua orang tentu memiliki kekurangan.

Bulan januari menikah dan alhamdulillah, bulan maret aku sudah hamil ( pernikahan suamiku dengan istri pertamanya selama belasan tahun tidak dikaruniai keturunan, sampai akhirnya istrinya meninggal, lalu ia menikah lagi dengan ku, dan tak lama aku langsung hamil).

Mungkin inilah yg namanya jodoh. Dan kini aku bisa merasakan, bagaimana nikah muda dengan restu orangtua. Dengan laki-laki yang Insya Allah sholeh. masya Allah, indah luar biasa ditambah dengan malaikat kecil yg kini menemani kita berdua.

Semoga kisahku ini bisa menginspirasi. Menjadi pelajaran bahwa pacaran itu tidak perlu dan tidak baik. Bahkan bisa mengacaukan perasaan. Justru menikah dengan taaruf lah yang terbaik. Ditambah ridha kedua orangtua, tentu itu yang utama.

Kisah nyata: dari seorang Sahabat.

Related Posts: