Pacaran Bahagia, Kok Bisa Sih?

Pacaran bahagia – ada pertanyaan menarik yang mampir ke kami beberapa hari yang lalu. nampaknya ada ketidakpuasan penanya soal mereka yang pacaran bahagia. begini isi pesannya :



Nah ini pertanyaan menarik… kok bisa mereka pacaran bahagia. Bukannya pacaran itu katanya dilarang agama? Harusnya mereka sengsara dong, mereka ga berhak bahagia?

Mungkin itu uneg uneg yang dirasakan sahabat kita yang satu ini.

Enak aja, kita yang udah susah susah menahan diri enggak pacaran. Udah menahan diri nggak bisa mesra mesraan kayak anak muda lain. Menahan diri nggak bisa mamerin pacar ke temen temen (karena nggak punya). Kok bisa mereka pacaran bahagia. Dan endingnya nikah bahagia…

How could you do that?


Kemudian, ini jawaban saya atas pertanyaan tersebut :

Yang pertama : kalau saja dunia ini Allah anggap memiliki nilai, tentu Allah takkan kasih makan orang2 yang kafir padaNya…

Ingat, dosa terbesar di sisi Allah bukanlah zina. Meski zina juga dosa besar, tapi ada dosa yang lebih mengerikan. apa itu? yak benar, dosa syirik. Orang yang menyekutukan Nya. Gak beriman sama Allah Taala… kalau Allah berkehendak, tentu mudah saja mereka ini ga kebagian makan setetespun rezeki-Nya.

Tapi eh tapi, ternyata apa? Orang kafir tetap makan enak, pezina hidup senang, pemakan riba tetap kaya… karena apa? Karena harta dunia seisinya ini tiada nilainya di hadapan Allah.

Kalau Allah tak suka kekafiran, kenapa orang2 kafir yg membunuh kaum muslim nggak disamber gledek aja semua?

Karena Allah ingin kita, kaum muslim, berjuang dan berdakwah. Mengusahakan amal baik dunia melalui perantara mereka.

Yang durjana diperangi, muslim dapat pahala. Yang menyimpang didakwahi, jadi tabungan amal kita.

Itulah tugas kita : berdakwah.

Kedua : soal pacaran bahagia, apa kamu yakin mereka bahagia? Buktinya banyak suami/istri yg selingkuh sama mantan pacar. Banyak yang cerai. Banyak yg kecewa sama pacarnya setelah nikah.

Bagaimanapun, pacaran memang telah merusak hakikat suci hubungan cinta.

Kalaupun mereka terlihat bahagia, bisa jadi seandainya mereka dahulu ga pacaran, mereka akan lebih bahagia.

Dan jangan lupa, bisa jadi juga, mereka memang dulunya pacaran. tapi lalu bertaubat dan memperbaiki diri sama sama. kan indah tuh, jadi baik bareng. kita nggak pernah tahu hidup seperti apa yang mereka jalani. dan kesulitan apa yang mereka lalui.

Jadi ya khusnudzon aja.

Tapi kak, ada kok yang aku tahu mereka belum taubat. Sering berbuat yang dilarang agama, dan bahkan abis nikah mereka bermaksiat bareng. Tapi mereka bahagia kok…

Nah, ada poin ketiga : ada yang namanya istidraj.

Seseorang yg terus menerus melakukan maksiat. Namun Allah berikan semua kenikmatan dunia padanya.

kenapa? Agar ketika dia di puncak kesuksesan dan bahagia. Mendadak Allah cabut nyawanya. Maka dia berada dalam kekecewaan mendalam.

Diangkat tinggi. Lalu mendadak dihempas keras.

Hukuman dari-Nya.

Dan ini bener bener mengerikan. Karena ibarat swalayan. Kita hidup ini bebas mengambil apapun yang kita mau di keranjang kita. Tapi ternyata, pas kita keluar, ada kasir. Kita harus membayar semua yang sudah kita ambil.

Kalau di swalayan mending, duit kurang ga bisa bayar. yang sudah diambil bisa kita balikin lagi. kalau di akhirat… boro boro…. kudu tetap kita bayar gimanapun caranya.

Nah, serem kan….

Makanya, mending single aja… sampai halal. Ga usah kepengen sama mereka yang pacaran bahagia. Mending nikah bahagia sesuai syariatNya saja.

Setuju?

Related Posts: